Rabu, 25 Maret 2009

CALISTUNG UNTUK SIAPA?

Sebagai guru TK, saya kerap merasa bimbang. Di kurikulum TK tidak ada pelajaran membaca dan berhitung. Hanya mengenalkan huruf dan angka pada anak-anak. Tetapi begitu anak akan masuk SD—yang artinya anak lulus TK—dituntut harus lancar membaca dan berhitung. Karena tuntutan itulah, banyak guru TK yang merasa wajib membekali anak-anak didiknya lancar membaca dan berhitung sebelum lulus TK. Jika tidak, TK itu akan dicap tidak profesional dan ujung-ujungnya ‘tidak laku’.
Padahal konsep belajar di TK adalah bermain sembari belajar. Kak Seto suatu kali pernah mengatakan di KOMPAS kalau TK kita kebanyakan menekankan aspek kognitif semata, sedangkan aspek rekreatif dan afektif seolah bukan hal penting. Kak Seto benar, pendidikan anak pra sekolah seharusnya lebih menekankan pada pola perilaku dan kegiatan rekreatif mengingat usia dan kemampuan anak. Menyiapkan anak-anak TK untuk mampu beradaptasi dengan pendidikan Sekolah Dasar adalah masalah kompleks dan tidak semata bertumpu pada kemampuan kognitif (berpikir). Sekolah bukan sekedar ajang menjejali anak-anak dengan hafalan tetapi juga tempat yang nyaman untuk mengembangkan kecerdasan emosional, tempat yang mengesankan untuk bermain sekaligus belajar dan tempat yang tepat untuk menakar plus menimbang perilaku baik dan buruk.
Jadi Calistung lebih baik diajarkan di SD kelas 1 saja. Konsep bacaan dan konsep bilangan lebih tepat diajarkan pada anak selepas mereka lulus TK, ketika penalaran dan kecerdasan emosional mereka sudah berkembang lebih baik.

1 komentar:

  1. He he he. We have the same problem. Ketika pertama kali TK kami berdiri, kami memiliki 2 kelas yang masing - masing berisi 10 orang siswa, tapi di pertengahan tahun, 1 kelas bubar karena seluruh siswanya mengundurkan diri. Usut punya usut, ternyata mereka kurang "sreg" dengan konsep "bermain sambil belajar". Dan merasa gelisah karena anak - anak mereka (usia 3 - 4 th) masih juga belum bisa membaca suku kata di SEMESTER PERTAMA TAHUN PERTAMA MEREKA BERSEKOLAH. weleh weleh.
    Tapi saya cuek saja. Menjalankan konsep yang semestinya memang jadi hak anak - anak usia TK. Bermain ... bermain ... bernyanyi .... sambil belajar. Alhamdulillah, di tahun kedua, kelas kami sudah pulih menjadi 2 kelas kembali. Insya Allah tahun ini kelasnya nambah.

    BalasHapus