Kamis, 22 Januari 2009

Billy No, Billy Yes

Saya punya siswa yang funky dan keren di kelas TK A. Namanya Brillian, panggilannya Billy. Sejak usia 2 tahun ia ikut ayah dan ibunya study ke Australia. Ketika pulang ke Indonesia, ia jadi asing dengan bahasa Indonesia. Jadilah kami berkomunikasi dalam bahasa campuran. Kadang bahasa Inggris, lain waktu bahasa Indonesia. Dua bulan bersekolah ia sudah mulai lancar berbahasa Indonesia.
Hanya saja, ia tidak dapat duduk tenang lebih dari 10 menit kecuali sedang melipat, menggambar, mewarnai atau menebali huruf. Ia lebih suka menyentuh semua benda yang ada di kelas dan memainkannya. Masalahnya, teman-teman sekelasnya akan melakukan hal yang sama dengan Billy, sepanjang jam belajar berlangsung. Kebayang kan kalau kami akan memberikan sebuah cerita, kami harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menenangkan mereka dan menyuruh mereka berhenti sejenak. beberapa dari kami mulai berseru pada Billy, dengan: Billy no, don’t touch this, don’t touch that. Akhirnya teman-teman sekelasnya mulai memanggil Billy dengan Billy No. Panggilan itu malah membuatnya semakin ‘pede’ berlarian di kelas dan tak bisa tenang. Akhirnya kami mengganti panggilan Billy dengan Billy Yes. “Billy yes, you can play with the toys after drawing /after eating snacks/ after praying,” seru kami. Hasilnya, ia lebih tenang dan mampu mengikuti pelajaran dengan baik. So, masukkan program positif pada anak dan nikmati hasilnya!
When we deliver the positive programs to children, the children would have positive output. On the contrary, if we deliver the negative programs, they would have negative output. So remember, always deliver the positive programs to your children…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar